Kamis, 31 Juli 2008

Kader PAN Dukung Penuh M.Taha Sebagai Cawako

Logo PANPONTIANAK,Terpilihnya Muhammad Taha sebagai Balon wakil walikota untuk mendampingi Muhammad Abduh mendapat reaksi beragam dari fungsionaris Partai Amanat Nasional (PAN). Monginsidi selaku fungsionaris PAN justru mendukung keputusan Abduh.
"Saya pikir pilihan Bang Abduh sudah tepat, dan saya mendukung 100 persen pilihan tersebut, karena harus saya akui dari 5 calon yang ada saudara M.Taha memang termasuk kader yang senior," kata Wakil Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Pontianak itu ketika ditemui di Gedung DPRD Kota Pontianak kemarin. Sebagai bandingannya, Mujiono walau posisinya sekarang sebagai Sekretaris DPD PAN Kota Pontianak namun dia menjadi pengurus DPD PAN Kota Pontianak baru periode sekarang ini sementara M.Taha sudah dari periode sebelumnya

"Jadi saya kira pilihan bang Abduh sudah sangat tepat dan seluruh kader PAN harus mendukung. Sekarang ini sudah bukan waktunya lagi kita mengedepankan kemelut yang harus kita perjuangkan bagaimana menghidupkan mesin partai untuk kemenangan DHUHA(Abduh-Taha)," katanya. Ketika ditanya mengenai sikapnya pada proses penetapan calon walikota dari PAN beberapa waktu yang lalu yang akhirnya menetapkan M.Abduh, Wakil Ketua Bidang POK DPD PAN Kota Pontianak tersebut menegaskan bahwa proses penetapan Bakal calon walikota dengan bakal calon wakil walikota yang akan diusung oleh PAN suatu proses yang sangat berbeda dan paketnya juga berbeda.


Tentunya sikap Monginsidi saat itu dalam koridor organisasi dibenarkan oleh Pedoman Organisasi, sama sekali tidak melanggar, namun ketika sudah jadi keputusan tetap maka sebagai kader PAN ia mengaku harus menjunjung tinggi dan melaksanakan apa yang diputuskan tersebut. Begitu juga dengan pernyataan beberapa fungsionaris PAN bahwa proses penetapan M.Taha sebagai wakil Abduh tidak konstitusional, Manginsidi sangat menyayangkan dan hal itu jangan dikembangkan diinternal PAN.


"Ketika posisi kita masih aman kita diam-diam saja dan tidak protes serta tidak mau menyatakan bahwa proses tersebut tidak konstitusionai, namun ketika kita tidak terpilih atau orang yang kita dukung tidak terpilih kita dengan mudah menyatakan hal itu tidak kcsnstitusianal. Sikap seperti ini sikap yang tidak kesatria dan tidak mau menerima kekalahan, maunya menang saja," papar Legislator PAN dari Dapil Pontianak Utara itu. Ia melihat proses yang dilalui sudah sesuai dengan mekanisme partai, karena sudah diputuskan didalam beberapa kali rapat harian DPD PAN dan didalam rapat harian DPD PAN sudah memberikan amanah untuk calon walikota yang diusung M Abduh untuk memilih pasangannya. Karena itu M Abduh sudah menjalankan amanah tersebut dan hal itu harus dihargai dan dijunjung tinggi.


"Waktu kita sudah sangat sedikit jadi tidak ada waktu lagi untuk hanya mempersoalkan masalah tersebut, yang perlu kita lakukan adalah kerja, untuk memenangkan pasangan ini," imbuhnya. Ketika ditanya kenapa penetapan itu harus dibawa ke mekkah dan tidak dibawa didalam rapat, Monginsidi menjelaskan penetapan itu justru sudah dibawa didalam rapat dan PAN setuju menyerahkan kepada Abduh untuk memilihnya. Sedangkan untuk proses pemilihan satu orang dari lima nama yang diajukan semua terserah kepada Abduh


"Saya yakin beliau pasti sudah melakukan kajian-kajian terhadap profil semua calon dan keberangkatan beliau umrah untuk meminta pertimbangan dari Yang Maha Tahu. Dan saya yakin hal itu adalah suatu langkah yang tepat, dan itu menunjukkan beliau tidak angkuh, beliau merasa perlu bantuan dari Yang Maha Tahu untuk memantapkan pilihannya, dan hal ini tidak salah kok, dan tidak melanggar AD/ART dan PO PAN," tukasnya.


Justru kalau mau jujur katanya lagi langkah Abduh sudah sesuai dengan prinsip PAN sebagai partai yang berlandaskan pada moralitas agama. Itulah moral agama yang diaplikasikan Abduh dengan meminta pertimbangan yang maha Kuasa. Satu hal yang harus diingat bahwa bakal calon yang ditetapkan adalah orang yang akan mendampingi Abduh kelak dalam menjalankan roda pemerintahan, sehingga pertimbangan psikologis Abduh juga harus diperhitungkan sehingga calon mana yang cocok dengannya itulah yang harus beliau pilih.(pin)

Sumber : Metro News
Pengirim : Syabarudin

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 30 Juli 2008

Abduh-Taha Optimis Menang Pilwako

 Pontianak, BERKAT

Pasangan Ir. HM. Abduh A Rahim Dja’far dan H Muhammad Taha merupakan pasangan yang ideal. Dan merasa optimis memenangkan dalam putaran pertama pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Pontianak yang akan dihelat pada 25 Oktober mendatang, jelas Abduh pada jumpa pers usai mendaftar di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pontianak, Selasa (29/7).

Keoptimisannya ini tidak terlepas dari solidnya hubungan dan suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) mendukung Abduh dan Taha.

Dari tujuh pasang calon kandidat walikota yang akan maju nanti, Abduh merasa optimis mampu meraih lebih dari 30 persen suara sekaligus memenangkan Pilwako periode 2008-2013.

“Kami telah mendaftar pada (29/7) kemarin. Untuk kelengkapan surat-surat pendaftaran yang kurang, seperti surat kesehatan dan pemeriksaannya sudah selesai, tinggal menunggu hasilnya saja,” ujar Abduh didampingi wakilnya. Untuk dokumen visi dan misi, kata Abduh pihaknya telah merampungkannya, hanya saja belum sempat dijilid.

Pada pengisian folmulir, Abduh dan Taha tidak mengalami kesulitan. Perihal pengunduran dirinya sebagai Direktur Polnep Pontianak, Abduh mengungkapkan bahwa hal itu akan berjalan sesuai dengan mekanisme dan peraturan yang ada. “Setelah ada ketetapan dari KPU saya akan diberhentikan dari jabatan direktur dan dosen polnep, harus ada aturannya. Artinya direktur baru dipilih dengan catatan setelah saya terpilih menjadi Walikota, dan untuk sementara jabatan saya bakal diisi pelaksana tugas.

Jika saya tidak terpilih, saya masih diberikan hak untuk meminta jabatan itu kembali. Ini sesuai dengan aturan yang berlaku,” jelasnya. Jika Abduh dan Taha dipercayakan masyarakat Kota Pontianak untuk memimpin sebagai walikota dan wakil walikota Pontianak periode 2008-2013, fokus utama yang akan ia lakukan adalah menciptakan suasana bagi masyarakat yang aman dan kondusif. Jika ini telah terwujud, maka masyarakat dalam melaksanakan kehidupannya sehari-hari akan nyaman, aman dan sejahtera. Komponen ini merupakan pondasi pembangunan.

“Suasana aman dan nyaman akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Yang pada akhirnnya akan meningkatkan kesejahteraan, umumnya dan khususnya masyarakat Kota Pontianak. Ini akan saya lakukan bersama wakil saya dan masyarakat. Dan untuk keamananya saya akan melakukan kerjasama dengan pihak keamanan dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif. Jika instrumen ini terwujud, maka investor akan mudah masuk menanamkan modalnya untuk berinvestasi. Pontianak tidak memiliki sumber daya alam. Untuk itu kita meningkatkan sumber daya manusia. Karena dengan SDM akan menumbuhkembangkan wirausaha bagi masyarakat Kota Pontianak, mengingat kota Pontianak sebagai Kota perdagangan dan jasa yang memiliki potensi untuk maju dan berkembang dimasa yang akan datang,” jelasnya.

Menyoal kurangnya kawasan pariwisata di Pontianak, Abduh dan Taha akan menata kembali Keraton Kadariah dan Masjid Jami sebagai pusat kota untuk tujuan wisata budaya. Untuk itulah Abduh mengambil Taha sebagai wakilnya dari Mutiara Timur, untuk membenahi daerah Timur dan Utara yang selama ini kurang mendapat perhatian serius oleh pemerintah Kota Pontianak. Ikon koalisi yang bakal diusung adalah DUHA. Artinya, Abduh-Taha menjadi pandangan yang akan mewakili rakyat Kota Pontianak untuk memimpin menuju perubahan dan kemajuan dimasa yang akan datang. (dit)

Sumber : Harian Berkat
Pengirim : Syabarudin

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 23 Juli 2008

Akhirnya, PKS - PAN Usung Pasangan Ir.H.M.Abduh A Rahim - Muhammad Thaha,SH

 Pontianak. Setelah pulang dari Umroh di tanah suci, akhirnya bakal calon Walikota Pontianak, Ir. HM. Abduh A. Rahim yang diusung PAN-PKS menjatuhkan pilihan kepada M. Taha, SH, selaku wakil walikota Pontianak mendampingi dirinya. "Ini untuk menjawab pertanyaan masyarakat Kota Pontianak siapa yang akan mendampingi saya, untuk memperjuangkan dan perbaikan Kota Pontianak ke arah yang lebih dimasa mendatang," kata Abduh didampingi Taha, Ketua DPD PAN Kota Pontianak, Ir. Ikhwani A Rahim, Ketua DPD PKS Kota Pontianak, H. Ikhsan Syamsih, saat deklarasi, Rabu (23/7), di Galaherang Kafe.


Menurut Abduh yang juga Direktur Polnep, memang ada beberapa nama bakal calon walikota yang direkomendasikan PAN. "Namun pertimbangan saya untuk memilih Taha adalah berdasarkan pertimbangan spritual ketika saya berada di tanah suci Mekkah, bukan berdasarkan analisis politik, desakan partai atau survei," jelasnya. Atas izin Allah SWT, katanya segala kemudahan diberikan begitu saja. "Termasuk untuk maju sebagai bakal calon Walikota Pontianak yang didukung oleh PAN-PKS tidak dipungut biaya sedikitpun alias gratis," ungkapnya.

Kalau harus membayar untuk naik dan didukung dari parpol, kemungkinan ketika jadi nanti, akan mencari uang pengganti tersebut dari dana APBD atau pungutan lain yang tidak dibenarkan. "Inilah yang saya tidak inginkan, terlebih harus membayar mahal untuk sebuah perahu pendukung," jelasnya. Abduh juga mentargetkan 30 persen mendapatkan suara pemilih di Kota Pontianak. Karena banyaknya calon yang didukung parpol dan adanya calon perseorangan kemungkinan akan ada putaran ke dua.

Ia yakin, bisa menciptakan rasa aman bagi masyarakat Kota Pontianak dan sekitarnya, kemudian bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dengan banyaknya investasi di Kota Pontianak sehingga masyarakat bisa makmur dan sejahtera. "Ketika saya jadi akan berlaku sebagai orang tua yang bisa mengayomi masyarakat sebagai anak-anaknya," kata Abduh. "Makanya saya optimis akan mendapatkan 30 persen suara sehingga tidak terjadi putaran kedua," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Taha mengatakan sebelumnya dirinya tidak pernah mengetahui akan dipilih Abduh sebagai bakal calon wakil walikota. "Saya tidak penah berambisi untuk menjadi pemimpin, tapi saya anggap jabatan yang diberikan itu sebagai amanah yang harus dijalankan dengan baik. Untuk itulah akan berusaha semksimal mungkin mendampingi pak Abduh sehingga bisa membawa perubahan yang baik bagi Kota Pontianak tercinta," paparnya. Sementara itu, Ikhwani mengharapkan semua pendukung pasangan calon Abduh-Taha di Kota Pontianak untuk luruskan niat, bulatkan tekat dan sikap, berusaha, berdoa dan tetap istiqomah. (aca)



Sumber : Harian Berkat
Pengirim : Syabarudin




[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 16 Juli 2008

Survey CSIS: Loyalis Pemilih PKS Paling Tinggi

Jakarta - Pencoblos PKS pada Pemilu 2004 rupanya sulit pindah ke lain hati pada Pemilu 2009 mendatang. PKS memiliki jumlah loyalis paling tinggi ketimbang parpol lainnya.

Hasil survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan loyalitas pemilih terhadap PKS pada 2009 mencapai 75,4 persen.

Survei CSIS tentang perilaku pemilih Indonesia 2008 ini disuguhkan Ketua Tim Survei CSIS Niko Teguh Budihardjanto di Kantor CSIS, Jakarta, Selasa (15/7).

"Loyalitas pemilih PKS pada 2009 sebesar 75,4 persen, diikuti Partai Golkar 61 persen, PDIP 55,1 persen, PKB 48,5 persen, PPP 32 persen, PAN 31 persen," urai Niko.

Menyoroti loyalis Golkar, menurut Niko, pemilih Golkar pada Pemilu 2004 ada beralih ke PDIP sebanyak 6 persen, ada juga yang beralih ke PKS sebanyak 5,3 persen.

"Sedangkan loyalis PDIP yang menempati urutan ketiga jangan diindikasikan perolehan suaranya akan turun. Karena mungkin saja suara dari partai-partai lain akan beralih ke PDIP," kata Niko.

Teknik survei CSIS dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke 3.000 responden di 13 provinsi berpenduduk besar. Penentuan sampel dengan kombinasi multistage purposes sampling dan random sampling pada pertengahan Mei 2008. Tingkat margin of error sebesar 1,79 persen.[inilah.com]


Sumber : http://pkspiyungan.blogspot.com/
Pengirim : syabarudin

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 09 Juli 2008

Pemilu 2009 : Alhamdulillah PKS Dapat No 8

"Alhamdulillah, PKS dapat nomor urut 8." Demikian pesan pendek Presiden PKS Ir H Tifatul Sembiring dari dalam ruang Rapat Utama KPU Jl Imam Bonjol Jakarta, Rabu(9/7). Meski Rapat Pleno KPU bersifat terbuka, namun tidak semua wartawan bisa masuk ke dalam ruangan. Alhasil, fungsionaris PKS yang turut menemani Tifatul di KPU hanya diam di luar ruang rapat.


PK-Sejahtera Online: Usai mendapat nomor urut sebagai peserta pemilu 2009, Presiden PKS langsung membuat pantun.

Cantik selendang putri melayu
Menata bunga diatas sampan
Kalau ingin Indonesia Maju
Pilih saja nomor delapan

Ditanya wartawan mengenai makna angka delapan, Tifatul menjawab tidak ada maknanya. "Ini kan hanya nomor urut peserta pemilu yang penting essensi perjuangan natinya," katanya.



Pengirim: Syabarudin
Sumber : www.pk-sejahtera.org

[+/-] Selengkapnya...